Setiap tahun, Astra berupaya memberikan apresiasi kepada individu-individu yang berkontribusi besar dalam berbagai bidang di masyarakat. Program ini bertajuk Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards. Rahmad Azazi Rhomantoro adalah salah satu Penerima Apresiasi Astra tingkat provinsi tahun 2021 dengan programnya “Pendidikan Marjinal Berbasis Seni”.
Yuk, Mengenal Rahmad Azazi Rhomantoro
Rahmad Azazi Rhomantoro, atau yang akrab disapa sebagai Azazi, adalah seorang pendidik dan seniman muda yang memiliki visi besar untuk memajukan pendidikan di daerah marjinal (desa atau perkampungan yang terpinggirkan). Azazi berasal dari Samarinda dan telah meraih gelar doktor di bidang public relation dari Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang menginjak usia ke 29 tahun.
Azazi memiliki banyak prestasi, diantaranya menjadi Duta Pemuda Indonesia di Bangka Belitung tahun 2018, Instruktur Bimtek Literasi Indonesia pada 2019, Pemuda Inspiratif, dan tokoh pemuda berprestasi di bidang kesenian dan kebudayaan dari Pemprov Kaltim dan DPRD Kaltim pada 2023 ini, serta beberapa prestasi lainnya.
Melihat kondisi anak-anak di lingkungan marjinal di daerah sekitarnya, Azazi merasa perlu untuk memberikan solusi yang kreatif dan inspiratif. Dengan latar belakangnya sebagai pegiat seni dan pendidikan, Azazi menciptakan program "Pendidikan Marjinal Berbasis Seni" yang telah meraih penghargaan tingkat provinsi dari Astra pada tahun 2021.
Azazi mendirikan yayasan Tirtonegoro Foundation untuk menaungi sepak terjangnya dalam membantu mendidik anak-anak di lingkungan marjinal di daerahnya, seperti di Selili, Gunung Lingai, dan lainnya. Kegiatannya mulai degan menumbuhkan minat membaca bagi anak-anak yang ada di lingkungan tersebut, karena masih banyak dari mereka yang tidak dapat melanjutkan pendidikan lebih tinggi karena kesulitan biaya hidup.
Pendidikan Marjinal Berbasis Seni: Mengubah Hidup Melalui Kreativitas
Program yang dikembangkan oleh Azazi mengedepankan kesenian dalam menginspirasi dan memotivasi siswa di daerah marjinal. Azazi percaya bahwa seni adalah bahasa universal yang dapat merentangkan jembatan antara individu-individu dengan latar belakang dan tantangan yang berbeda. Melalui seni, banyak anak-anak yang awalnya enggan belajar, akhirnya mulai tersentuh hatinya dan ikut belajar dan bahkan berprestasi ketika mengikuti berbagai macam perlombaan. Salah satunya pernah menjadi juara dalam lomba monolog yang di adakan di Kalimantan Timur, padahal awalnya anak tersebut sangat pemalu.
Kemenangan yang diraih salah satu anak didik Azazi juga jadi motiovasi bagi teman-temannya yang lain untuk lebih giat belajar. Dengan dukungan dan contoh seperti ini, para orang tua di lingkungan marjinal juga makin paham bahwa pendidikan itu penting untuk bisa mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik.
Bukan hanya dengan menghadirkan taman bacaan di lingkungan kampung marjinal, Azizi juga menyelenggarakan pelatihan menulis dan baca puisi, menari, teater, bermain musik dan lain sebangainya yang bisa jadi alternatif bagi anak-anak di lingkungan tersebut. Hasilnya, sudah banyak acara yang diselenggarakan usebagai wadah kegiatan mereka, baik tingkat kota maupun provinsi.
Kisah Sedih di Balik Dedikasi Azazi
Bicara kesuksesan seseorang dalam menjalankan sebuah tujuan dalam hidupnya, pasti tidak lepas dari hal-hal di masa lalu yang menjadi motivasinya untuk terus bergerak maju. Begitu juga dengan Azazi, kesuksesannya bisa berbagi dengan anak-anak di lingkungan marjinal dan membimbing mereka mendapatkan pendidikan atau pun pembelajaran melalui seni, tak lain karena ada motivasi di baliknya.
Berawal dari rasa sedih setelah Ibunda Azazi berpulang pada 2014, Azazi seolah kehilangan arah tujuan karena seseorang yang selalu ada untuknya telah tiada. Hingga, pada suatu malam sebuah pemikiran hadir, tidak mungkin dia akan seperti ini terus. Akhirnya Azazi mulai bergerak untuk memberikan kontribusi pada masyarakat, membagikan kebaikan, dengan harapan jika kebaikan yang dia kerjakan jadi pahala, pahala itu akan sampai juga kepada Almarhumah ibundanya. Sejak saat itu, Azazi terus melakukan gerakan sosial untuk memberikan pendidikan di lingkungan marjinal berbasis seni yang dia tekuni.
Tantangan yang Dihadapi dalam Menjalankan Program Pendidikan Marjinal Berbasis Seni
Dalam setiap upaya untuk memberikan dampak positif bagi warga sekitar tentu saja ada tantangan yang harus Azazi dan rekan-rekannya hadapi. Karena berhubungan dengan masyarakat di daerah yang terpinggirkan dan kurang mendapatkan perhatian sebelumnya, ditambah dengan tingkat ekonomi atau penghasilan masyarakatnya yang di bawah rata-rata, membuat mereka awalnya tidak disetujui karena saat mengajar dirasa ribut dan mengganggu. Namun, pada akhirnya dengan ketekunan dan sabar dalam menjalankan visi-misinya, Azazi dan rekan-rekannya berhasil mengubah pola pikir masyarakat sekitar, bahwa pendidikan itu penting dan bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Terlebih lagi setelah beberapa anak-anak di daerah itu berprestasi dan mendapatkan juara dalam perlombaan-perlombaan.
Dampak Positif pada Masyarakat dan Anak-anak di Lingkungan Marjinal
Program "Pendidikan Marjinal Berbasis Seni" yang dibuat oleh Azazi tidak hanya berdampak pada pendidikan, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan, terutama bagi anak-anak yang hidup dalam lingkungan marjinal. Peningkatan kreativitas dan motivasi siswa tidak hanya membuka pintu menuju pendidikan yang lebih baik, tetapi juga membantu mereka meraih potensi maksimal dalam kehidupan mereka.
Bagi anak-anak yang hidup dalam lingkungan marjinal, program ini bukan hanya sarana pendidikan, tetapi juga merupakan sumber inspirasi dan harapan. Dengan memberikan penghargaan kepada individu seperti Azazi, Astra melalui SATU Indonesia Awards memberikan pengakuan yang pantas atas usaha luar biasa mereka dalam memajukan pendidikan dan memberikan peluang yang lebih baik bagi anak-anak yang hidup dalam lingkungan marjinal. Sosok seperti Azazi mengingatkan kita bahwa kontribusi individu dapat memiliki dampak besar, terutama ketika tujuannya adalah membuka pintu bagi anak-anak untuk meraih impian mereka di tengah tantangan yang mereka hadapi.
Posting Komentar
Gimana pendapat kamu? Yuk sampaikan di kolom komentar!